
PONTIANAK, 21 NOVEMBER 2024 – Industri ayam broiler berperan sangat penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi. Namun, keberlanjutannya dihadapkan pada tantangan perubahan pasar yang begitu cepat.
“Cepat beradaptasi dan berinovasi menjadi kunci untuk menjaga agar industri ayam broiler tetap kompetitif dan berkelanjutan,” kata Prof Dr Ir Hj Denah Suswati MP IPU, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura (Faperta Untan).
Prof Denah mengungkapkan hal tersebut saat membuka Kuliah Umum untuk mahasiswa Program Studi (Prodi) Peternakan, di Ruang Sidang Faperta Untan, Rabu 20 November 2024.
Kuliah Umum yang berlangsung secara hybrid (Daring dan Luring) tersebut bertemakan “Peluang Usaha Kemitraan Ayam dengan Sistem Close House: Solusi Efisien untuk Peningkatan Produksi dan Kesejahteraan Peternak”.
Dalam Kuliah Umum yang menghadirkan dua narasumber dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk tersebut, Prof Denah menyampaikan urgensi transformasi bisnis ayam broiler.
Menurut Denah, transformasi bisnis ayam broiler merujuk pada perubahan mendalam tentang cara memproduksi, mengelola dan mendistribusikan produk.
“Mencakup penerapan teknologi mutakhir, praktik berkelanjutan, efisiensi operasional serta respon terhadap tuntutan pasar yang terus berubah,” kata Denah.
Menurut dia, penerapan teknologi modern dalam produksi dan manajemen dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produk.
“Karena pada umumnya konsumsi berubah, permintaan produk berkualitas tinggi dan terjamin semakin tinggi,” jelas Denah.
Olehkarenanya, lanjut dia, bisnis ayam broiler perlu bertransformasi untuk tetap relevan di era yang terus berubah.
Salah satu transformasi yang penting itu terkait penerapan Sistem Kandang Close House seperti yang diterapkan Pokphand.
“Sistem Kandang Close House merupakan suatu konsep modern dalam peternakan dengan sistem manajemen modern dan teknologi canggih,” jelas Denah.
Kandang Close House ini, tambah dia, memberikan pelajaran berharga tentang efisiensi operasional, kesejahteraan peternak serta dampak lingkungan yang lebih rendah.(*)