Kuliah Umum Pengembangan Metode Uji Vigor Benih, Denah Suswati: Deteksi Awal Pemenuhan Persyaratan Mutu Benih

Faperta Untan Pontianak
Dekan Faperta Untan Pontianak, Prof Dr Ir Denah Suswati MP IPU membuka Kuliah Umum “Pengembangan Metode Uji Vigor Benih Simpel Dan Cepat: Radicle Emergence”, di Ruang Sidang Faperta, Senin 15 Mei 2023 pagi.

 

PETANI sering mengalami kerugian, baik dari segi biaya maupun waktu, karena mereka menggunakan benih bermutu rendah. Sehingga diperlukan upaya penyediaan benih berkualitas baik.

“Benih dengan mutu tinggi sangat diperlukan, karena merupakan salah satu sarana untuk produktivitas yang maksimal,” kata Prof Dr Ir Denah Suswati MP IPU, Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak.

Denah Suswati menyampaikan hal tersebut saat membuka Kuliah Umum “Pengembangan Metode Uji Vigor Benih Simpel Dan Cepat: Radicle Emergence“, di Ruang Sidang Faperta, Senin 15 Mei 2023 pagi.

Faperta Untan Pontianak
Peserta Kuliah Umum “Pengembangan Metode Uji Vigor Benih Simpel Dan Cepat: Radicle Emergence”, di Ruang Sidang Faperta, Senin 15 Mei 2023 pagi.

Menurut Denah Suswati, guna memastikan benih yang digunakan petani itu bermutu tinggi, diperlukan uji vigor, yakni pengujian untuk mengetahui kecambah normal pada kondisi yang suboptimum (kondisi lapang).

Uji vigor benih diprioritaskan untuk benih-benih yang akan dipasarkan ke petani.

“Sebab benih yang akan diedarkan kepada petani harus benih yang berkualitas tinggi, baik dari segi mutu genetik, fisik maupun fisiologisnya,” ucap Denah.

Untuk mengetahui mutu benih dengan berbagai keadaan lingkungan di lapangan, jelas Denah, dapat menggunakan berbagai metode.

Beberapa metode yang biasa digunakan antara lain:
1. Paper Piercing Test
2. Brick Gravel Test
3. Deep Soil Test
4. Sand Test.
5. Kemudian Radicle Emergence (RE) yang dinilai lebih simpel dan cepat

Faperta Untan Pontianak
Peserta Kuliah Umum “Pengembangan Metode Uji Vigor Benih Simpel Dan Cepat: Radicle Emergence”, di Ruang Sidang Faperta, Senin 15 Mei 2023 pagi.

Denah menjelaskan, RE merupakan metode uji cepat vigor yang dinilai cepat dan sederhana. “Dapat digunakan sebagai deteksi awal pemenuhan persyaratan mutu benih,” katanya.

Tingkat vigor awal lot benih yang akan diterima atau disalurkan ke petani dapat diketahui dalam waktu 2 sampai 3 hari. Sehingga dapat segera diketahui kelayakan mutu lot benih tersebut.

Pengujian RE ini dilakukan dengan menghitung kemunculan radikula dengan panjang minimal 2 milimeter.

Ia mengungkapkan, Tim Balai Besar PPMBTPH pada 2021 telah melaksanakan pengembangan dan validasi metode ini, dengan melibatkan 12 laboratorium BPSB dan laboratorium swasta di Indonesia.

Untuk benih padi, ungkap Denah, agar pengecekan mutu benih memenuhi standar mutu minimal (DB=80 persen), maka nilai RE minimal 69 persen.

Untuk benih jagung nilai RE-nya minimal 55 persen, supaya memenuhi standar mutu minimal (DB=85 persen).

Sedangkan untuk benih kedelai, nilai RE-ya minimal 61 persen, supaya memenuhi standar mutu minimal (DB=65 persen).

“Tetapi apabila nilai RE-nya kurang dari batas minimal tersebut, maka pengujian dilanjutkan menjadi uji Daya Berkecambah,” jelas Denah.

Untuk lebih gamblangnya tentang RE ini, jelas Denah, tentunya akan disampaikan secara jelas oleh narasumber dalam kuliah umum ini, yakni Prof Dr Ir Satriyas Ilyas MSi.

“Saya berharap para peserta dapat mengikuti kuliah umum ini secara cermat. Kemudian mengambil manfaat dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari sini,” harap Denah.

Ia berharap kuliah umum ini dapat menambah wawasan para peserta, kemudian bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas benih untuk petani.(*)