Ini Cara Melihat Biofisik Lahan, Nuriman: Kunci Keberhasilan

Faperta Untan Pontianak
Dosen Ilmu Tanah Faperta Untan Pontianak, Muhammad Nuriman menjelaskan cara pengukuran unsur hara tanah menggunakan peralatan sederhana

 

PERSIAPAN izin merupakan salah satu faktor terpenting yang perlu dilakukan dalam memenuhi usaha budidaya tanaman. Sangat berpengaruh terhadap produktivitas.

Menurut Dosen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Muhammad Nuriman SP MSi, secara umum persiapan lahan yang baik terhadap lahan biofisik dapat meningkatkan hasil panen.

“Tujuan dari persiapan lahan adalah untuk mengondisikan lahan tepat budidaya tanaman agar sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan tanaman. Sehingga dapat tumbuh dengan baik,” ujar Nuriman, saat memberikan pelatihan kepada para petani di Rumah Kompos Faperta, baru-baru ini.

Nuriman menjelaskan, tanah merupakan media tempat tanaman tumbuh. Perbuatan tanah dalam keadaan baik, maka menjamin kesuksesan budidaya tanaman.

Perencaan adalah kunci keberhasilan, karena perencaan adalah taktik/strategi dalam mencapai produktivitas target.

“Dalam menyusun taktik harus mengetahui seluruh tanah, udara dan lingkungan (biofisik lahan), kehidupan tanaman dan sosial budaya,” kata Nuriman.

Cara umum yang praktis digunakan di lapangan untuk melihat biofisik lahan tersebut, menurut Nuriman, dengan tipologi lahan.

Klasifikasi tipologi ini, lanjut dia, referensi fitur yang berpengaruh langsung terhadap produksi pertanian, seperti:

1. Kedalaman lapisan pirit

2. Kemasaman tanah

3. Pengaruh garam

4. Pengaruh pasang surut, dan

5. Ketebalan gambut.

Berdasarkan tipologi ini lahan maka rawa
bekas menjadi:

1. Lahan sulfat masam potensial

2. Lahan sulfat masam aktual

3. Lahan aluvial bersulfida dangkal bergambut

4. Lahan gambut

5. Lahan lebak.

“Dengan memahami karakteristik tipologi masing-masing, maka akan dapat menentukan tatacara
pengelolaan lahan tersebut secara tepat,” kata Nuriman.

Pengelolaan tersebut terdiri atas pembukaan lahan, pengolahan tanah (perbaikan fisik, kimia biologi tanah) dan tata air lahan yang disesuaikan dengan keselarasan tanaman.

Memahami karakter tanaman merupakan hal yang penting. Seperti tanaman umbi-umbian yang menghendaki airasi yang baik, porositas tinggi, struktur tanah gembur.

Sehingga pada lahan perlu dibuat guludan agar tidak terendam dan pemberian bahan organik seperti pukan, kompos, arang sekam.

“Kita perlu mengetahui kondisi ideal pertumbuhan tanaman padi pada setiap fase pertumbuhan,” ucap Nuriman.

Ia menjelaskan, tanaman padi memiliki 3 fase pertumbuhan, yaitu;

1. Fase vegetatif saat berumur 0-60 hari

2. Fase generatif saat berumur 60-90 hari

3. Fase pemasakan saat berumur 90-120 hari.

“Pada ketiga fase tersebut kebutuhan hara dan air bervariasi,” kata Nuriman.

Setelah mengidentifikasi biofisik lahan dan mempelajari morfologi dan fisiologi tanaman, selanjutnya melakukan pengolahan tanah.

“Pengolahan tanah menyesuaikan biofisik dan pertumbuhan tanaman,” ucap Nuriman.(*)