Petani dan PPL Kubu Raya Praktik di Rumah Kompos Faperta Untan Pontianak, Nuriman: Membuat Kompos itu Mudah

Faperta Untan Pontianak
Rumah Kompos

MATAHARI baru saja naik pada Selasa 1 November 2022, tercatat 60 pertani dan 4 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Sungai Sungai, Kabupaten Kubu Raya terus berdatangan ke Rumah Kompos Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak.

Para petani dan PPL Sungai Raya tersebut terlihat sangat antusias. Bahkan sejak mengisi absen kehadirannya di Rumah Kompos Faperta Untan Pontianak.

Belum lagi kegiatan pelatihan dimulai, para petani dan PPL sudah sibuk menanyakan berbagai bahan yang banyak tersedia di Rumah Kompos Faperta Untan Pontianak tersebut.

Para petani dan PPL asal Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya tersebut merupakan para peserta Pelatihan Dana Pendampingan Patriot Pangan.

Kali ini mereka berpeluang untuk melihat langsung berbagai jenis kompos yang dibuat dan tersedia di Rumah Kompos Faperta Untan Pontianak.

“Harapan kita, melalui pelatihan ini para petani mengetahui secara teknis tentang bagaimana pembuatan kompos yang sebenarnya berdasarkan keilmuan,” kata M Nuriman SP MSi, Penyelenggara Pelatihan Matching Fund Patriot Pangan, ditemui usai pelatihan di Rumah Kompos tersebut.

Faperta Untan Pontianak, kata Nuriman, sebagai lembaga pendidikan, memberikan pemahaman kepada petani mengenai pembuatan kompos, ditinjau dari segi keilmuan yang sesuai.

“Dengan mengikuti ini, kemudahan-kemudahan petani kita semakin memahami bahwa sebenarnya membuat kompos itu mudah, asalkan bahannya tersedia,” jelas Nuriman.

Melalui pelatihan ini, para petani dan PPL tersebut diberikan pemahaman bahwa membuat kompos itu tergantung bahan racikannya.

“Kalau racikannya misalnya diberikan bongkol pisang, berarti harapannya untuk menyediakan unsur hara kalium yang memang dibutuhkan untuk tanaman,” kata Nuriman.

Dosen Ilmu Tanah Faperta Untan Pontianak ini menjelaskan begitu detail terkait kompos yang memang sangat dibutuhkan untuk peningkatan produktivitas tanaman.

“Kalau hanya jerami padi yang digunakan, maka kaliumnya banyak tapi nitrogennya sedikit. Kalau hanya satu bahan seperti ini, maka penyediaan unsur hara otomatis tidak optimal,” tutur Nuriman.

Lebih baik, saran Nuriman, ada penambahan-penambahan bahan lainnya, misalnya pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi atau rerumputan yang memiliki nitrogen tinggi.

“Dengan kandungan fospor yang tinggi, ketersediaan unsur hara yang akan kami berikan ke tanaman itu tentu akan sesuai dengan apa yang dibutuhkan tanaman,” pungkas Nuriman.(*)